SISTEM
OPERASI MANAJEMEN MEMORI
DISUSUN
OLEH :
-
ABDILAH KHUSU/11111011
-
DONI DIRGANTARA/12111203
-
GINDA NAULI NASUTION/13111075
-
MULYONO PUTRA/18111354
-
RUSLAN PERMANA/18111849
-
VITO FAJARYANDO/17111307
UNIVERSITAS
GUNADARMA
JL.
MARGONDA RAYA 100 PONDOK CINA DEPOK 16424
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya
panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan limpahan
rahmatnyalah maka kami boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat
waktu.
Berikut ini penulis
mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Manajemen Memori", yang
menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari
tentang Sistem Operasi.
Melalui kata pengantar ini penulis
lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada
kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan
pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan
makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT Memberkahi
makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................... 3
BAB 1 :PENDAHULUAN
............................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................
4
1.2. Rumusan Masalah
.................................................................................................
4
1.3. Tujuan ...................
................................................................................................
4
1.4. Manfaat
....................................................................................................................
4
BAB 2 : ISI ..........................................................................................................................
5
2.1. PEMBAHASAN
.......................................................................................................... 5
BAB 3 : PENUTUP
........................................................................................................ 14
3.1. Kesimpulan
.............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Memenuhi tugas makalah system
operasi manajemen memori yang diberikan Bu Dosen
1.2. RUMUSAN MASALAH
Mengetahui apa itu system
operasi manajemen memori beserta contohnya.mahasiswa dituntut mengerti apa yang
diperlukan dalam menangani suatu sumber daya baik itu langsung atau tidak
langsung.
1.3. TUJUAN
Memenuhi tugas makalah system
operasi yang diberikan Bu Dosen, Untuk memenuhi sebuah tugas mata kuliah sistem
operasi, dan sekaligus memenuhi nilai kami di mata kuliah ini. Dan juga
mempersingkat waktu cara kami belajar, dengan melakukan pengelompokan mencari
sebuah materi yang berbeda. Sehingga bisa di presentasikan ke semua mahasiswa,
khususnya mahasiswa kelas S1-Sistem Informasi 2KA23. Semoga makalah ini
memberikan informasi bagi Mahasiswa, dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan
dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua
1.4. MANFAAT
• Mahasiswa dapat mengerti apa yang dimaksud manajemen
memori.
• Agar menjadi dasar untuk penulis pada
saat ditempat pekerjaan.
BAB
II : PEMBAHASAN
A.
Manajemen Memori
Konsep
Dasar Memori
Memori adalah pusat dari operasi pada sistem komputer
modern, berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi yang harus diatur dan
dijaga sebaik-baiknya. Memori adalah array besar dari word atau byte, yang
disebut alamat. CPU mengambil instruksi dari memory berdasarkan nilai dari
program counter.
Sedangkan manajemen memori adalah suatu kegiatan untuk
mengelola memori komputer. Proses ini menyediakan cara mengalokasikan memori
untuk proses atas permintaan mereka, membebaskan untuk digunakan kembali ketika
tidak lagi diperlukan serta menjaga alokasi ruang memori bagi proses.
Pengelolaan memori utama sangat penting untuk sistem komputer, penting untuk
memproses dan fasilitas masukan/keluaran secara efisien, sehingga memori dapat
menampung sebanyak mungkin proses dan sebagai upaya agar pemogram atau proses
tidak dibatasi kapasitas memori fisik di sistem komputer (Eko, 2009).
Memory manager merupakan salah satu bagian sistem operasi
yang mempengaruhi dalam menentukan proses mana yang diletakkan pada antrian.
Jenis
Memori
a) Memori Kerja
b) ROM/PROM/EPROM/EEPROM
c) RAM,
d) Cache memory
e) Memori Dukung
f) Floppy, harddisk,
CD, dll.
Alamat
Memori
a) Alamat memori mutlak
(alamat fisik)
b) Alamat memori relatif
(alamat logika)
c) Hubungan antara alamat
multak dan alamat relatif
d) Jenis memori dan alamat memori
Isi
Memori
a) Sistem bahasa
penataolahan
b) Sistem Utilitas
c) Inti Sistem Operasi
d) Sistem Operasi
e) Pengendali alat (device
drivers)
f) File pemakai
Fungsi
Manajemen Memori
a) Mengelola informasi yang
dipakai dan tidak dipakai.
b) Mengalokasikan memori ke
proses yang memerlukan.
c) Mendealokasikan memori
dari proses telah selesai.
d) Mengelola swapping atau paging
antara memori utama dan disk.
Sistem operasi memberikan tanggapan terhadap manajemen
memori utama untuk aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
a) Menjaga dan memelihara
bagian-bagian memori yang sedang digunakan dan dari yang menggunakan.
b) Memutuskan proses-proses
mana saja yang harus dipanggil kememori jika masih ada ruang di memori.
c) Mengalokasikan dan
mendelokasikan ruang memori jika diperlukan
Jenis-Jenis
Manajemen Memory
Manajemen
Memory Untuk Monoprogramming
Bila program komputer yang dijalankan hanya satu jenis
selama proses berlangsung maka dikatakan mode kerja komputer itu adalah
monoprogramming. Selama komputer itu bekerja maka memory RAM seluruhnya di
kuasai oleh program tersebut. Jadi RAM tidak dapat di masuki oleh program
lain. Mode serupa ini di temui pada komputer berbasis DOS.
Penempatan program di memory diatur sedemikain rupa
sehingga (Eko, 2009) :
a) BIOS selalu di ROM
(BIOS)
b) Sistem Operasi di
RAM bawah (alamat rendah)
c) Program Aplikasi di RAM
tengah (alamat sesudah OS terakhir)
d) Data Sementara di RAM atas
(alamat sesudah Aplikasi terakhi).
Bila sistem operasi telah selasai dimuat maka tampillah
prompt di layar monitor, dan itu adalah tanda bahwa komputer siap menerima
program aplikasi. Letakkan disk yang berisi program aplikasi pada diskdrive
yang aktif lalu eksekusi , sehingga program itu termuat seluruhnya ke
RAM. Dengan demikian program aplikasi siap digunakan menurut semestinya.Kita
lihat ketika komputer mula-mula dinyalakan maka proses yang dibaca pertama kali
adalah apa yang tertulis di dalam ROM. Setelah semua perintah di adalam ROM
BIOS selesai dibaca maka komputer meminta kita memasukkan DOS ke dalam
RAM-nya.Ketika DOS dibaca maka diletakkan sebagian dari program DOS yang
terpenting saja ke dalam RAM, seperti : COMMAND.COM dan INTERNAL COMMAND.
Sedangkan program DOS yang lain masih tetap di dalam disk dan apabila kita
perlukan dapat di eksekusi. Hal itu berguna untuk mrnjaga agar RAM tidak penuh
oleh Sistem Operasi saja.
Ketika kita bekerja dengan program aplikasi tasdi maka
kita akan menghasilkan data. Data itu akan di simpan sementara di RAM yang
masih tersisa. Data yang disimpan di RAM bersifat voletile, artinya data hanya
bisa bertahan selama catudaya komputer masih ON. Untuk berjaga-jaga biasakan
menyimpan data ke disk dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, misalnya
setiap 5 menit sekali. Selain menjaga data agar tidak amblas menyimpan ke disk
bertujuan juga untuk mengosongkan RAM agar tidak cepat penuh.
Didalam sistem juga dapat kita lihat bahwa sistem
operasi terletak berdekatan dengan program lain di RAM sehingga
kemungkinan sistem operasi ter ganggu atau terubah oleh proses yang sedang
berjalan sangat besar .Hal itu tidak boleh terjadi.Untuk mencegah terganggu
sitem operasi tersebut maka alamat tertinggi dari sistem operasi dletakkan pada
register batas dalam CPU. Jika ada proses yang mengacu ke alamat itu atau yang
lebih rendah dari itu maka proses di hentikan dan program akan menampilkan
pesan kesalahan.
Manajemen
Memory Untuk Multiprogramming
Untuk sistem komputer yang berukuran besar (bukan small
computers), membutuhkan pengaturan memori, karena dalam multiprogramming akan
melibatkan banyak pemakai secara simultan sehingga di memori akan terdapat
lebih dari satu proses bersamaan. Oleh karena itu dibutuhkan sistem
operasi yang mampu mendukung dua kebutuhan tersebut, meskipun hal tersebut
saling bertentangan, yaitu (Ama, 2003) :
a) Pemisahan ruang-ruang
alamat.
b) Pemakaian bersama
memori.
Manajer memori harus memaksakan isolasi ruang-ruang
alamat tiap proses agar mencegah proses aktif atau proses yang ingin berlaku
jahat mengakses dan merusak ruang alamat proses lain. Manajer memori di
lingkungan multiprogramming sekalipun melakukan dua hal, yaitu :
a) Proteksi memori dengan
isolasi ruang-ruang alamat secara dis-joint.
b) Pemakaian bersama
memori.
Memungkinkan proses-proses bekerja sama mengakses daerah
memori bersama. Ketika konsep multiprogramming digunakan, pemakaian CPU dapat
ditingkatkan. Sebuah model untuk mengamati pemakaian CPU secara probabilistic
:
CPU utilization = 1 – p n
Dengan :
a) N menunjukkan banyaknya
proses pada suatu saat, sehingga kemungkinan bahwa semua n proses akan menunggu
menggunakan I/O (masalah CPU menganggur) adalah sebesar pn. Fungsi dari n
disebut sebagai degree of multiprogramming.
b) P menunjukkan
besarnya waktu yang digunakan sebuah proses
B.
Strategi Manajemen Memori
Strategi yang dikenal untuk mengatasi hal tersebut adalah
memori maya. Memori maya menyebabkan sistem seolah-olah memiliki banyak memori
dibandingkan dengan keadaan memori fisik yang sebenarnya. Memori maya tidak
saja memberikan peningkatan komputasi, akan tetapi memori maya juga memiliki
bberapa keuntungan seperti :
Large
Address Space
Membuat sistem operasi seakan-akan memiliki jumlah memori
melebihi kapasitas memori fisik yang ada. Dalam hal ini memori maya memiliki
ukuran yang lebih besar daripada ukuran memori fisik.
Proteksi.
Setiap proses di dalam sistem memiliki virtual address
space. Virtual address space tiap proses berbeda dengan proses yang lainnya
lagi, sehingga apapun yang terjadi pada sebuah proses tidak akan berpengaruh
secara langsung pada proses lainnya
Memory
Mapping
Memory mapping digunakan untuk melakukan pemetaan image
dan file-file data ke dalam alamat proses. Pada pemetaan memori, isi dari file
akan di link secara langsung ke dalam virtual address space dari proses.
Fair
Physical Memory Allocation
Digunakan oleh Manajemen Memori untuk membagi penggunaan
memori fisik secara “adil” ke setiap proses yang berjalan pada sistem.
Shared
Virtual Memory.
Meskipun tiap proses menggunakan address space yang
berbeda dari memori maya, ada kalanya sebuah proses dihadapkan untuk saling
berbagi penggunaan memori.
C.
Ruang Alamat Logika dan Fisik
Alamat Logika adalah alamat yg dibentuk di CPU, disebut
juga alamat virtual. Alamat fisik adalah alamat yang terlihat oleh memori.
Untuk mengubah dari alamat logika ke alamat fisik diperlukan suatu perangkat
keras yang bernama MMU (Memory Management Unit). Pengubahan dari alamat logika ke
alamat fisik adalah pusat dari manajemen memori. Alamat yang dibangkitkan oleh
CPU disebut alamat logika (logical address) dimana alamat terlihat sebagai uni
memory yang disebut alamat fisik (physical address). Tujuan utama manajemen
memori adalah konsep meletakkan ruang alamat logika ke ruang alamat fisik (Ama,
2003).
Hasil skema waktu kompilasi dan waktu pengikatan alamat
pada alamat logika dan alamat memori adalah sama. Tetapi hasil skema
waktu pengikatan alamat waktu eksekusi berbeda. dalam hal ini, alamat
logika disebut dengan alamat maya (virtual address). Himpunan dari semua
alamat logika yang dibangkitkan oleh program disebut dengan ruang alamat logika
(logical address space); himpunan dari semua alamat fisik yang berhubungan
dengan alamat logika disebut dengan ruang alamat fisik (physical address
space).
Memory Manajement Unit (MMU) adalah perangkat keras
yang memetakan alamat virtual ke alamat fisik. Pada skema MMU, nilai
register relokasi ditambahkan ke setiap alamat yang dibangkitkan oleh proses
user pada waktu dikirim ke memori.
Register basis disebut register relokasi. Nilai
dari register relokasi ditambahkan ke setiap alamat yang dibangkitkan oleh
proses user pada waktu dikirim ke memori, sebagai contoh, apabila basis 14000,
maka user mencoba menempatkan ke alamat lokasi 0 dan secara dinamis direlokasi
ke lokasi 14000. Pengaksesan ke lokasi logika 346, maka akan dipetakan ke
lokasi 14346. Sistem operasi MS-DOS yang masih keluarga intel 80X86 menggunakan
empat register relokasi ketika proses loading dan running.
User program tidak pernah melihat alamat fisik secara
real. Program dapat membuat sebuah penunjuk ke lokasi 346, mengirimkan ke
memory, memanipulasinya, membandingkan dengan alamat lain, semua menggunakan
alamat 346. Hanya ketika digunakan sebagai alamat memory akan direlokasi
secara relatif ke register basis.
D.
Swapping
Sebuah proses, sebagaimana telah diterangkan di atas,
harus berada di memori sebelum dieksekusi. Proses swapping menukarkan sebuah
proses keluar dari memori untuk sementara waktu ke sebuah penyimpanan sementara
dengan sebuah proses lain yang sedang membutuhkan sejumlah alokasi memori untuk
dieksekusi. Tempat penyimpanan sementara ini biasanya berupa sebuah fast disk
dengan kapasitas yang dapat menampung semua salinan dari semua gambaran memori
serta menyediakan akses langsung ke gambaran tersebut. Jika eksekusi proses
yang dikeluarkan tadi akan dilanjutkan beberapa saat kemudian, maka ia akan
dibawa kembali ke memori dari tempat penyimpanan sementara tadi. Bagaimana
sistem mengetahui proses mana saja yang akan dieksekusi? Hal ini dapat
dilakukan dengan ready queue. Ready queue berisikan semua proses yang terletak
baik di penyimpanan sementara maupun memori yang siap untuk dieksekusi. Ketika
penjadwal CPU akan mengeksekusi sebuah proses, ia lalu memeriksa apakah proses
bersangkutan sudah ada di memori ataukah masih berada dalam penyimpanan
sementara. Jika proses tersebut belum berada di memori maka proses swapping
akan dilakukan seperti yang telah dijelaskan di atas.
Sebuah contoh untuk menggambarkan teknik swapping ini
adalah sebagai berikut: Algoritma Round-Robin yang digunakan pada
multiprogramming environment menggunakan waktu kuantum (satuan waktu CPU) dalam
pengeksekusian proses-prosesnya. Ketika waktu kuantum berakhir, memory manager
akan mengeluarkan (swap out) proses yang telah selesai menjalani waktu
kuantumnya pada suatu saat serta memasukkan (swap in) proses lain ke dalam
memori yang telah bebas tersebut. Pada saat yang bersamaan penjadwal CPU akan
mengalokasikan waktu untuk proses lain dalam memori. Hal yang menjadi perhatian
adalah, waktu kuantum harus cukup lama sehingga waktu penggunaan CPU dapat
lebih optimal jika dibandingkan dengan proses penukaran yang terjadi antara
memori dan disk.
Teknik swapping roll out, roll in menggunakan algoritma
berbasis prioritas dimana ketika proses dengan prioritas lebih tinggi tiba maka
memory manager akan mengeluarkan proses dengan prioritas yang lebih rendah
serta me-load proses dengan prioritas yang lebih tinggi tersebut. Saat proses
dengan prioritas yang lebih tinggi telah selesai dieksekusi maka proses yang
memiliki prioritas lebih rendah dapat dimasukkan kembali ke dalam memori dan
kembali dieksekusi.
Sebagian besar waktu swapping adalah waktu transfer.
Sebagai contoh kita lihat ilustrasi berikut ini: sebuah proses pengguna
memiliki ukuran 5 MB, sedangkan tempat penyimpanan sementara yang berupa
harddisk memiliki kecepatan transfer data sebesar 20 MB per detiknya. Maka
waktu yang dibutuhkan untuk mentransfer proses sebesar 5 MB tersebut dari atau
ke dalam memori adalah sebesar 5000 KB / 20000 KBps = 250 ms.
Perhitungan di atas belum termasuk waktu latensi,
sehingga jika kita asumsikan waktu latensi sebesar 2 ms maka waktu swap adalah
sebesar 252 ms. Oleh karena terdapat dua kejadian dimana satu adalah proses
pengeluaran sebuah proses dan satu lagi adalah proses pemasukan proses ke dalam
memori, maka total waktu swap menjadi 252 + 252 = 504 ms.
Agar teknik swapping dapat lebih efisien, sebaiknya
proses-proses yang di- swap hanyalah proses-proses yang benar-benar dibutuhkan
sehingga dapat mengurangi waktu swap. Oleh karena itulah, sistem harus selalu
mengetahui perubahan apapun yang terjadi pada pemenuhan kebutuhan terhadap
memori. Disinilah sebuah proses memerlukan fungsi system call, yaitu untuk
memberitahukan sistem operasi kapan ia meminta memori dan kapan membebaskan
ruang memori tersebut.
Jika kita hendak melakukan swap, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan. Kita harus menghindari menukar proses dengan M/K yang ditunda
(asumsinya operasi M/K tersebut juga sedang mengantri di antrian karena
peralatan M/Knya sedang sibuk). Contohnya seperti ini, jika proses
P1dikeluarkan dari memori dan kita hendak memasukkan proses P2, maka operasi
M/K yang juga berada di antrian akan mengambil jatah ruang memori yang
dibebaskan P1 tersebut. Masalah ini dapat diatasi jika kita tidak melakukan
swap dengan operasi M/K yang ditunda. Selain itu, pengeksekusian operasi M/K
hendaknya dilakukan pada buffer sistem operasi.
Tiap sistem operasi memiliki versi masing-masing pada
teknik swapping yang digunakannya. Sebagai contoh pada UNIX, swapping pada
dasarnya tidak diaktifkan, namun akan dimulai jika banyak proses yang
membutuhkan alokasi memori yang banyak. Swapping akan dinonaktifkan kembali
jika jumlah proses yang dimasukkan berkurang. Pada sistem operasi Microsoft
Windows 3.1, jika sebuah proses baru dimasukkan dan ternyata tidak ada cukup
ruang di memori untuk menampungnya, proses yang lebih dulu ada di memori akan
dipindahkan ke disk. Sistem operasi ini pada dasarnya tidak menerapkan teknik
swapping secara penuh, hal ini disebabkan pengguna lebih berperan dalam
menentukan proses mana yang akan ditukar daripada penjadwal CPU. Dengan
ketentuan seperti ini proses-proses yang telah dikeluarkan tidak akan kembali
lagi ke memori hingga pengguna memilih proses tersebut untuk dijalankan.
Manajemen
Memori Berdasarkan Keberadaan Swapping Atau Paging
a) Manajemen tanpa swapping
atau paging
b) Manajemen dengan
swapping atau paging
Memori
Tanpa Swapping Or Paging
Merupakan manajemen memori tanpa pemindahan citra proses
antara memori utama dan disk selama eksekusi. Manajemen ini terdiri dari :
Monoprogramming
Ciri-ciri :
a) Hanya satu proses pada
satu saat
b) Hanya satu proses menggunakan
semua memori
c) Pemakai memuatkan
program ke seluruh memori dari disk atau tape
d) Program mengambil kendali
seluruh mesin
Multiprogramming
Dengan Pemartisian Statis
a) Pemartisian menjadi
partisi-partisi berukuran sama, yaitu ukuran semua partisi memori adalah sama
b) Pemartisian menjadi
partisi-partisi berukuran berbeda, yaitu ukuran semua partisi memori adalah
berbeda.
Strategi
Penempatan Program Ke Partisi
Satu Antrian Tunggal Untuk Semua Partisi Keuntungan
: Lebih fleksibel serta implementasi dan operasi lebih minimal karena
hanya mengelola satu antrian. Kelemahan : Proses dapat ditempatkan di partisi
yang banyak diboroskan, yaitu proses kecil ditempatkan di partisi sangat besar.
Tetap dengan Satu Antrian Satu Antrian Untuk Tiap Partisi
(banyak antrian Untuk Seluruh Partisi). Keuntungan : Meminimalkan pemborosan
memori. Kelemahan : Dapat terjadi antrian panjang di suatu partisi
sementara antrian partisi – partisi lain kosong
Multiprogramming
Dengan Swapping
Merupakan manajemen memori dengan pemindahan citra proses
antara memori utama dan disk selama eksekusi, atau dengan kata lain merupakan
manajemen pemindahan proses dari memori utama ke disk dan kembali lagi
(swapping). Manajemen ini terdiri dari :
Multiprogramming
Dengan Pemartisisan Dinamis
Jumlah, lokasi dan ukuran proses di memori dapat beragam
sepanjang waktu secara dinamis. Kelemahan: a) Dapat terjadi lubang-lubang kecil
memori di antara partisi-partisi yang dipakai; b) Merumitkan alokasi dan
dealokasi memori.
Solusi:
Lubang-lubang kecil di antara blok-blok memori yang
digunakan dapat diatasi dengan pemadatan memori yaitu menggabungkan semua
lubang kecil menjadi satu lubang besar dengan memindahkan semua proses agar
saling berdekatan.
Strategi
Alokasi Memori
a) First fit algorithm :
memory manager men-scan list untuk menemukan hole yg cukup untuk
menampung proses yg baru. Proses akan menempati hole pertama yg ditemuinya yg
cukup untuk dirinya.
b) Next fit algorithm :
sama dengan first fit, tetapi pencarian hole dimulai dari hole ditemuinya
dari scan sebelumnya.
c) Best fit algorithm :
dicari hole yang akan menghasilkan sisa paling sedikit setelah dimasuki proses.
d) Worst fit algorithm :
kebalikan dari best fit.
e) Quick fit algorithm :
mengelompokkan hole-hole dan membuat listnya sendiri. Misalnya, ada list untuk
hole 4K, satu list untuk 8K, dst.
f) Sistem Buddy :
Memori di susun dalm senari blok-blok bebas berukuran 1,2,4,8,16 byte dst,
sampai kapasitas memori.
Dari berbagai cara alokasi tsb. Di atas, sebuah hole yg
ditempati proses akan terbagi menjadi bagian yang dipakai proses dan memori
yang tidak terpakai (fragmen). Timbulnya memori yang tidak terpakai disebut
fragmentasi. Ada dua macam fragmen :
a) Internal : sisa hole
yang tidak terpakai setelah terisi proses.
b) Eksternal : hole yang
secara utuh terlalu kecil untuk dipakai oleh proses manapun.
Alokasi
Ruang Swap pada Disk (Penempatan proses pada disk setelah di-swap-out dari
memori)
a) Ruang disk tempat swap
dialokasikan begitu diperlukan
b) Ruang disk tempat swap
dialokasikan lebih dahulu.
Algoritma untuk pengaturan ruang swap pada disk sama
dengan untuk memori utama. Perbedaannya adalah ruang pada disk harus
dialokasikan sebagai kelipatan bilangan bulat dari disk block.
BAB
III : PENUTUP
A.
Kesimpulan
Memori
dan Manajemen Memori
Memori adalah pusat dari operasi pada sistem komputer
modern, berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi yang harus diatur dan
dijaga sebaik-baiknya. Memori adalah array besar dari word atau byte, yang
disebut alamat. CPU mengambil instruksi dari memory berdasarkan nilai dari
program counter (Ama, 2003).
Sedangkan manajemen memori adalah suatu kegiatan untuk
mengelola memori komputer. Proses ini menyediakan cara mengalokasikan memori
untuk proses atas permintaan mereka, membebaskan untuk digunakan kembali ketika
tidak lagi diperlukan serta menjaga alokasi ruang memori bagi proses.Manajemen
Memori merupakan salah satu bagian terpenting pada sistem operasi. Sejak awal
komputer digunakan untuk keperluan komputasi, kebutuhan akan memori yang lebih
besar dibandingkan dengan keadaan fisik memori di dalam sistem terus meningkat.
Berbagai perhitungan dan strategi terus dilakukan untuk mengatasi keterbatasan
ukuran memori fisik (Ama, 2003).
Strategi
Manjemen Memori
Strategi yang dikenal untuk mengatasi hal tersebut adalah
memori maya. Memori maya menyebabkan sistem seolah-olah memiliki banyak memori
dibandingkan dengan keadaan memori fisik yang sebenarnya. Memori maya tidak
saja memberikan peningkatan komputasi.
Ruang
Alamat Logika dan Fisik
Tujuan utama manajemen memori adalah konsep meletakkan
ruang alamat logika ke ruang alamat fisik. Alamat Logika adalah alamat yg
dibentuk di CPU, disebut juga alamat virtual. Alamat fisik adalah alamat yang
terlihat oleh memori.
Swapping
Sebuah proses yang harus berada di memori sebelum
dieksekusi. Proses swapping menukarkan sebuah proses keluar dari memori untuk
sementara waktu ke sebuah penyimpanan sementara dengan sebuah proses lain yang
sedang membutuhkan sejumlah alokasi memori untuk dieksekusi. Tempat penyimpanan
sementara ini biasanya berupa sebuah fast disk dengan kapasitas yang dapat
menampung semua salinan dari semua gambaran memori serta menyediakan akses
langsung ke gambaran tersebut.
Daftar
Pustaka
Anoname.
______. Konsep Dasar Sistem Operasi. (Online). (http://kambing.ui.ac.id/bebas/v06/Kuliah/SistemOperasi/…/bahan-bab2.pdf, diakses 29 Februari 2012)
Anoname.
______. Manajemen Memory di Linux. (Online).
(http://trewelu.itn.ac.id/arsip/manajemen-memory-di-linux.cgi, diakses 29 Februari 2012)
Dini.
______. Manajemen Memori. (Online). (http://dini3asa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/…/mnjmemori-up.pdf, diakses 29 Februari 2012)
Fariza,
Ama. 2003. Manjemen Memori. (Online). (http://lecturer.eepis-its.edu/~arna/Modul_SO/Teori10.pdf, diakses 29 Februari 2012)
Handoyo,
Eko. 2009. Struktur Sistem Operasi. (Online). (http://ekohandoyo.blog.undip.ac.id/2009/12/08/struktur-sistem-operasi-i/, diakses 29 Februari 2012)
Romadhony
, Adekur. 2003. Study Kasus Manajemen Memori Linux. (Online).
(http://2003.if.itb.ac.id/file/FMKL-K1-08.doc, diakses 29 Februari 2012)