Judul Novel : Edensor
Pengarang : Andrea Hirata
Penerbit : Klub Sastra Bentang
Tahun terbit : 2007
Tebal buku : 306 hlm.
Harga buku : Rp.75.000,00
Salah satu yang
terlihat menonjol di Buku ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi adalah ingatan
masa kecil dari tokoh utama sekaligus penulis buku ini, Andrea. Seperti saat
Andrea harus menentukan arah kemana Ia dan Arai harus berjalan karena saat itu
kompasnya ikut terampas oleh polisi di salah satu kota di Rusia. Saat itu Ia teringat kenangannya
bersama Weh, seseorang dari masa lalunya, yang pernah mengajari bagaimana
membaca rasi bintang yang sangat luas.ketika Ia bertemu dengan Imam masjid di
Austria yang berasal dari Afghanistan, dia teringat dengan tokoh di masjid
kampungnya, Taikong Hamim. Seorang tokoh agama di kampungnya yang telah membuat
dirinya harus mencari nama pengganti bagi dirinya sendiri.
Buku ketiga dari
tetralogi Laskar Pelangi ini menyuguhkan kepada pembaca, salah satu bentuk
pengalaman dari seorang Andrea Hirata. Kisah-kisah di dalamnya merupakan
simpul-simpul kejadian yang pernah Ia alami. Pendidikan, kisah romantisme,
serta penjelajahannya menjadi media bagi dirinya menjalani kisah cintanya.
Bagaimana semangatnya mencari A-Ling kemudian dia harus rela menerima hasil
dari semangatnya itu. Kemudian bagaimana Ia tiba di Edensor, dalam sebuah
perjalanan yang tidak direncanakan. Dan kejadian itu Ia jadikan simbol
pertemuannya dengan A Ling.
Dan sebagai penutup
dari resensi buku ketiga ini sebuah potongan kisah dari buku ini, ketika Andrea
dan Arai dalam perjalanan pulang ke paris setelah selesai melakukan perjalanan
sebagai backpacker,”….Tapi aku tetap merasa kesepian karena A Ling masih tak
jelas rimbanya. Tak tahu lagi kemana mencarinya. Hanya dari novel kenangannya
aku dapat menemukannya. Kubuka lagi novel lusuh itu, kubaca lagi keindahan desa
khayalan Edensor untuk melipur rinduku.
Jalan-jalan desa
menanjak berliku-liku dihiasi deretan pohon oak, berselang-seling di antara
jerejak anggur yang ditelantarkan. Lebah madu berdengung mengerubuti petunia.
Daffodil dan asturia tumbuh sepanjang pagar peternakan, berdesakan di
celah-celah bangku batu. Di belakang rumah penduduk tumpah ruah dedaunan warna
oranye, mendayu-dayu karena belain angin. Lalu terbentang luas padang rumput,
permukaannya ditebari awan-awan kapas…
Sebuah kata wawancara
menjadi sebuah undangan yang ditunggu-tunggu oleh Andrea dan Arai. Berbekal
ijasah SMA keduanya mulai merantau ke tanah jawa. Dua kali mereka telah
melakukan persiapan untuk menghadapi tes wawancara sebelum akhirnya mereka
diterima bekerja sebagai sales peralatan dapur [untuk yang terakhir ini, mereka
diterima bekerja tanpa tes wawancara sekalipun. Meski akhirnya mereka dipecat
karena angka penjualannya memalukan.
Kemudian, Andrea
diterima bekerja di sebuah kantor pos di Bogor sementara Arai bekerja sekaligus
kuliah di kalimantan. Andrea senang menjadi Pengatur Muda Pos, wewenangnya
adalah mencairkan wesel dengan nilai sampai seratus lima puluh ribu. Dan itu
sangat berarti baginya karena dengan kekuasaannya itu dia bisa membantu para
mahasiswa IPB yang miskin. Kemudian, setelah keduanya lulus kuliah, mereka mengikuti
tes beasiswa untuk mengambil S-2 ke Eropa. Dan, mereka diterima di Sorbonne.
Sebuah tempat yang belum pernah terbayangkan jauhnya. Yang mereka tahu hanyalah
waktu tempuh yang akan mereka alami.
Dan, Andrea berusaha
mencari A-Ling, kekasih hatinya yang telah terpisah sejak SMP untuk berpamitan.
Dan Arai berpamitan kepada Zakia Nurmala, cintanya yang bertepuk sebelah
tangan, melalui sepucuk surat.
Di tengah kehidupan
perkuliahan di Eropa, keduanya juga mengalami banyak pengalaman baru. Menjadi
orang yang berada ditengah persaingan mahasiswa luar negeri dirasakan sebagai
pengalaman yang mengasyikkan. Perjalanan-perjalanan indah telah mereka
ciptakan. Melakukan perjalanan di Eropa tanpa mengikuti paket pariwisata
menjadikan perjalanan mereka lebih menyenangkan. Hal baru telah menjadi sahabat
bagi semangat mereka berdua. Hingga keduanya melakukan perjalanan sebagai
backpacker mengelilingi dua benua sekaligus. Eropa dan Afrika. Menjadi artis
jalanan di berbagai tempat adalah buah hati bagi semangat mereka selama
melakukan perjalanan itu.
Hingga akhirnya tibalah
Andrea pada sebuah tempat yang dulu hanya bisa diceritakan oleh A-Ling setelah
membaca sebuah novel. Edensor. Tempat yang ingin dituju oleh kekasih Andrea,
seseorang yang telah menjadi bagian dari semangatnya.
Kehidupan masa kecil di
Belitong telah meninggalkan bekas yang mendalam bagi seorang Andrea Hirata,
tokoh utama sekaligus penulis buku ini. Pertemuannya dengan Weh, seorang pelaut
kapal kecil di kampungnya, telah membuat dirinya bangga sebagai laki-laki,
sebagai navigator alam. Bagaimana Iamengenang malam itu, malam dimana Weh
mengajarkan cara membaca petunjuk alam. Dengan menggambari langit, Andrea
terkagum-kagum kepada alam semesta.
Bagaimana Ia harus
mencari sendiri sebuah nama sebagai pengganti namanya yang harus diganti. Dan
Ia telah menemukan nama itu, mengadopsi nama seorang wanita Italia, Andrea
Galliano yang mengancam bunuh diri apabila Elvis Presley tidak membaca
suratnya. Dan tahukah Anda dimana dia menemukan nama itu? Nama itu tertulis
pada sebuah artikel di majalah yang Ia baca.
Pengalaman – pengalaman
di atas adalah beberapa mimpi yang telah dialami oleh seorang Andrea Hirata.
Bagaimana Ia teringat pengalaman masa kecilnya ketika dia menjadi seorang
backpacker. Baginya, pengalaman masa kecil di sebuah kampung di Belitong telah
membawa dirinya menikmati menjadi seorang backpacker di daratan Eropa dan
Afrika.
Dan kecintaanya pada
seorang wanita keturunan cina, Njoo Xian Ling juga turut Ia bawa serta dalam
perjalanan itu. Kemana-mana Ia akan menemui seseorang yang bernama A Ling yang
telah Ia dapatkan melalui internet. Itu semua Ia lakukan demi menghabisi rasa
penasarannya dimana A Ling berada, seperti apakah A Ling kini. Keinginannya
bertemu A Ling dihidupi oleh kenangan indah pada saat Ia menaiki komedi putar
bersama A Ling dan sebuah buku, kado dari A Ling.
Dan pada akhirnya, pada
sebuah perjalanan di Inggris yang tidak Ia rencanakan, dirinya terpaku pada
suatu lukisan hidup, seperti lukisan yang ada di buku novel, kado dari A Ling.
Andrea telah berada di sebuah tempat bernama EDENSOR, Inggris.
Semua cerita yang
terdapat dalam buku ketiga dari tetralogi laskar pelangi adalah simpul dari
impian penulis pada masa kecil. Dan telah Ia alami sewaktu menjadi seorang
backpacker di dua benua. Di resensi ke satu dari buku ini saya menyuguhkan,
bagaimana seorang Andrea Hirata menceritakan pengalmannya mengalami hal – hal
baru dan bahkan hal – hal yang telah Ia lakukan dulu yang kini mengalami ujung
peristiwanya. Seperti pada saat Ia bertemu, bersalaman dan beramah tamah dengan
Andrea Galliano [pemilik nama yang telah Ia pilih sendiri semasa kecil], pada
sebuah pembukaan museum khusus Elvis Presley. Serta bagaimana Ia akhirnya
sampai di daratan bernama Edensor, sebuah tempat yang dulu hanya dilukiskan
keindahannya oleh A Ling, seseorang yang telah memberi kekuatan dalam
perjalanannya.
Kekurangan dari novel
ini adalah banyaknya istilah-istilah dan kalimat-kalimat yang sulit dimengerti
oleh pembaca, seperti pada istilah Gracias senor dan la niege au sahara. Dan
pada kalimat “…. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas
menyelami labirin lika liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku
mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain
seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga duga, menyerap, mengikat,
mengganda, berkembang dan terurai…..”.
Dan pada akhir cerita
yang membuat kita penasaran, novel ini hanya menceritakan ketika ikal menemukan
desa khayalan A-Ling, Edensor. Bukan ikal bertemu dengan A-Ling. Sehingga
rasanya kita diwajibkan membaca novel keempat Andrea Hirata, Marymah Karpov
yang merupakan novel kelanjutan dari Edensor. Novel ini menceritakan tentang
seorang wanita yaitu A-Ling.
Kelebihan dari buku ini
yaitu kemampuan penulis menggambarkan tokoh-tokoh dalam novel Edensor yang
dapat sangat kuat sehingga membuat pembaca terbawa dalam cerita ini. Dan novel
ini juga dapat membawa pembaca seakan-akan mengalami sendiri pertiwa-peristiawa
yang terjadi di novel ini.
Edensor sangat cocok
bagi siswa SMA dan universitas yang dapat memotivasi semangat belajar mereka.
Karena dapat memotivasi semangat belajar mereka. Karena novel ini menceritakan
Ikal dan Arai yang tidak menduga kalau mereka dapat beasiswa untuk belajar ke
Perancis, Eropa. Dan juga semangat penulis yang kokoh walau diterjang
penderitaan. Dan Penulis sepertinya mengharapkan para pembaca agar mencontoh
watak tokoh utama dalam mengarungi kehidupan.
Nilai-nilai sosial yang
dapat dipetik dari buku ini adalah semangat juang dua orang laki-laki yang
berkibar-kobar demi menempuh pendidikan dan pencarian cinta mereka.